Hello there. Ketika kalian tertarik untuk klik postingan ini, tentu ada yang sudah merasakan atau justru antisipasi supaya tidak terjadi di kemudian hari. Hehe. Sejujurnya, ini yang saya sedang alami. Padahal, hari pernikahan saya masih terlampau lama yaitu 14 Februari 2015, ini yang disepakati setelah menimbang-nimbang hari pernikahan menurut baik buruk tanggalan Jawa. Berhubung Januari masih rawan hujan, jadi mimpi untuk menikah dengan tema semi outdoor atau outdoor tak berjodoh dengan kami. Karena tidak mau ambil resiko, kita pun memutuskan acara kami tanpa konsep outdoor.
Selain karena itu, menurut saya agak sulit bagi bridezilla yang menginginkan menikah di outdoor/semi-outdoor dengan budget yang minim. Saya katakan agak sulit, karena khususnya yang berdomisili di Jakarta Selatan dan menginginkan tempat resepsi outdoor/semi-outdoor yang murah itu sulit. Sepertinya makin banyak yang sadar bagi pemilik vendor merasa tempatnya itu akan dicari banyak orang dan mereka pun orientasinya jadi sangat komersil alias pasang harga tinggi. Huhuhu.
Untuk kebanyakan orang akan mengatakan bahwa terlalu dini untuk mempersiapkan segala-galanya dari sekarang, padahal pernikahan saya masih tahun 2015. Malah justru sebaliknya, saya suka bingung ketika ada capeng yang mepet-mepet cari tempat resepsi dan mudah saja menyerahkan urusan ini kepada sanak saudara atau orang tua. Kalau waktu jadi alasannya, saya pun curi-curi waktu disela-sela pekerjaan saya sebagai wartawan. Kalau bisa dilakukan sendiri, kenapa harus orang lain yang melakukan :))
Alasan saya mempersiapkan jauh-jauh hari sih sebenarnya karena ingin puas sama acara yang bisa dibilang sekali seumur hidup ini, bisa jadi pengalaman dan juga efisien. Penting, untuk efisien, terkadang dengan kita mempersiapkan segalanya di awal harganya juga lebih murah dibandingkan kita dadakan. FYI, untuk harga sewa gedung saja di tahun 2014 ini sudah hampir 10 juta lebih loh. Kecuali capeng yang punya dana berlebih ya. Hehe. Saya sih tidak, sebab dana yang ada adalah hasil jerih payah kami berdua. Hanya satu catatan kami, budget boleh minim tetapi tidak boleh menyusahkan tamu.
Pencarian tempat resepsi sempat membuat saya galau luar biasa. Kakak saya saja, dengan minim budget (versi dia haha) akhirnya memutuskan ditempat yang sama dengan kakak saya yang pertama yaitu di Makarti Muktitama, Kalibata. Sekedar info, di Makarti harga gedungnya 5 juta rupiah saja. Murah kan hehe. Karena sebagai orang Jawa, pikiran kami tidak hanya di resepsi saja. Masih ada biaya yang perlu dikeluarkan di Gereja saat pemberkatan dan Midodareni. *Fiuh*
Keinginan saya mencari tempat resepsi sebenarnya tidak muluk-muluk. Selain dari segi harga yang tidak terlalu mencekik, parkiran yang cukup luas, akses terjangkau (masih di wilayah Jakarta Selatan), dan ada nuansa Jawa-nya. Saya mau bagi tips buat para capeng untuk menekan sedikit budget untuk dikeluarkan:
1. Beberapa Capeng ada yang lebih dulu memilih gedung sebelum memilih catering. Tetapi ada sebagian lainnya yang memilih catering dulu, baru seletah itu gedung. Karena perlu dipahami, bahwa harga catering dengan paketannya pada umumnya sudah 70 % dari budget yang akan anda keluarkan. Jadi, saran saya, dari sekarang makin sering lah untuk datang ke acara pernikahan dan coba nilai catering yang dicicipi. Itu bisa jadi bahan kalian ketika nanti tiba waktunya untuk mengadakan resepsi pernikahan. Jadi sembari test food. Hingga sudah memiliki beberapa list catering yang patut dipertimbangkan dari segi rasa dan paketannya yang meliputi dekorasi dan tata rias/busana, boleh minta info ke vendornya, gedung mana yang mereka rekanan.
note: meskipun vendor catering rekanan di suatu gedung resepsi, harga penawaran mereka tidak sama. Biasanya akan mengikuti pangsa pasar gedung tersebut atau charge yang dikenakan oleh pihak gedung.
Sebenarnya upaya ini untuk mengefisiensikan waktu kalian supaya tidak berputar-putar bingung pilih gedung resepsi yang mana, dan ujungnya bingung juga pilih catering yang enak dimana. Well, selain itu juga rasa itu masalah selera ya. Yang terpenting adalah konsistensi.
2. Tak ada salahnya mencari gedung jauh-jauh hari. Bukannya kerajinan, tetapi ada beberapa gedung yang tidak mengikat dengan harga tahun ini. Jadi, mau kapan pun kalian DP, harga yang akan kalian bayar adalah harga yang nantinya jadi tanggal pernikahan kalian. Tetapi sebaliknya, ada yang mengikat. kapan kalian DP, meski ganti tahun sudah tidak mengikuti harga di tahun baru.
3. Sebelum cek langsung ke lapangan, baiknya punya catatan pribadi mengenai berapa budget yang anda akan keluarkan untuk gedung atau resepsi. Hal ini akan jadi patokan ketika nanti sudah cek ke TKP. Harga yang diluar budget anda, segeralah di coret dari list untuk memudahkan pencarian. Ada baiknya, bikin catatan pribadi untuk memudahkan anda mengorganize yang berisikan harga sewa gedung, bagaimana parkiran gedung, daftar rekanan vendor, charge yang ada di gedung, atau juga melihat sekaligus ruang rias pengantin pria/wanita.
Semoga pernikahan kami dan para capeng di luar sana berjalan lancar. Amin.
Semoga pernikahan kami dan para capeng di luar sana berjalan lancar. Amin.
Loves,
Astri xx